Penemuan fosil manusia purba
berupa tengkorak yang ditemukan pada tahun 1963 merupakan bukti nyata akan hal
ini. Tengkorak yang diperkirakan berasal dari tahun 400.000 SM itu ditemukan di
Provinsi Shanxi, China. Empat puluh tahun sebelumnya atau tepatnya tahun 1923
di Zhoukoudian dekat Beijing, telah ditemukan fosil Sinanthropus Pekinensis
yang belakangan ini lebih dikenal dengan istilah manusia Peking. Manusia purba
jenis ini dekat kekerabatannya dengan Pithecanthropus yang hidup di Pulau Jawa
selama Zaman Batu. Kegiatan penggalian yang dilakukan pada sebuah gua di Zhoukoudian
menjumpai sisa-sisa peninggalan zaman batu akhir (50.000-35.000 SM), yang
setara dengan Manusia Cro Magnon di Eropa. Mereka adalah leluhur manusia modern
pertama yang hidup di China, dimana pada zaman itu telah dikenal perkakas yang
terbuat dari tulang dan batu, pakaian dari kulit hewan, dan cara pembuatan api.
ZAMAN DONGENG: LEGENDA AWAL MULA
PERADABAN CHINA
Bangsa Tionghoa mengenal berbagai
mitos penciptaan, menurut salah satu legenda itu segala sesuatu pada mulanya
berada dalam keadaan kacau balau dan kondisi semacam itu pada akhirnya muncul
dua buah kekuatan atau energy, yakni Yin
dan Yang. Pasangan energy ini melahirkan sosok raksasa yang bernama Panku,
raksasa itu kemudian membereskan segala sesuatu yang serba kacau tersebut. Ia
memahat batu-batu karang raksasa yang melayang-layang diangkasa dan menjadi
matahari, bumi, bulan dan bintang. Seiring dengan berlalunya waktu, tubuhnya
membesar dan bertambah tinggi 6 kaki setiap harinya. Bau meninggal setelah
bekerja selama 18.000 tahun, legenda mengatakan bahwa kepalanya berubah menjadi
gunung-gunung, nafasnya berubah menjadi udara dan awan, kulit dan rambutnya
berubah menjadi pohon-pohon, gigi dan tulangnya berubah menjadi logam dan
keringatnya menjadi air hujan. Sedangkan manusia berasal dari ulat yang muncul
dari dalam tubuhnya.
Kisah penciptaan lainnya melibatkan
seorang dewi bernama Nuwa yang telah menciptakan hewan dan manusia. Menurut
legenda ini, manusia diciptakan oleh Nuwa dari tanah liat kuning yang akhirnya
Nuwa merasa kelelahan karena harus menciptakan banyak sekali manusia demi
memenuhi bumi ini. Oleh karena itu, dicelupkanlah seratus kali kedalam lumpur
dan mengibaskannya. Percikan-percikan lumpur itu secara ajaib berubah menjadi
manusia, sehingga perkerjaan Nuwa lebih mudah dan cepat. Nuwa dikatakan pula
pernah menambal langit yang bocor karena ambruknya salah satu pilar penunjang
langit, alkisah saat itu terjadinya peperangan antara dewa api Zhu Rong dengan
dewa air naga Gong Gong. Karena kalah dalam pertarungan, Gong Gong melarikan
diri dan menabrak salah satu pilar itu hingga roboh. Langit menjadi koyak dan
terjadi hujan deras turun membasahi bumi sehingga mengakibatkan banjir
dimana-mana. Menyaksikan bencana itu Nuwa segera menambal langit yang sobek
tersebut dan mengakhiri penderitaan umat manusia.
…History of China…