Hanya Tinggal Nama Saja

 
Beginilah sekarang kenyataannya, komunitas yang memang memfokuskan tujuannya dalam bidang sejarah dan adat budaya tapi sekarang malah banyak dari anggota yang merasa diri hebat dalam berpolitik sehingga haus akan rasa ingin menjadi yang lebih berwibawa diatas segalanya, merasa diri lebih hebat dari pada yang lainnya, dan menganggap kecil orang-orang yang tidak mau tahu tentang apa yang mereka fikirkan.

  KPESN.. Sebuah Komunitas Pecinta Ekspedisi Sejarah Nanggroe, dari namanya saja sudah tergambar bahwasanya ini adalah sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengikuti jejak-jejak peninggalan sejarah di Aceh. Terbentuknya komunitas ini berawal dari satu semangat para mahasiswa/i sejarah angkatan 2010 FKIP Universitas Syiah Kuala yang berkeinginan untuk berekspedisi ke makam Teuku Umar di Meulaboh, semangat ini bisa tercapai hingga sampai tujuan. Kemudian, merasa masih ingin untuk berpetualang merasa kurang puas dengan hanya sekali ekspedisi saja. Oleh karenanya dengan inisiatif kawan-kawan membentuk satu lembaga ini.
Saat sesudah terbentuknya KPESN, mulailah ada beberapa kegiatan maupun penelusuran yang dilakukan, bahkan sampai ada pertemuan dengan salah satu lembaga dari negara tetangga, Malaysia. Saat itu lembaga tersebut sedang menjalankan satu misi, yakni mengikuti jejak Ibnu Batutah yang dikatakannya pernah singgah di Aceh. Awalnya mereka mengatakan sebelum bertemu dengan KPESN, lebih dulu menghubungi lembaga MAPESA namun tidak semua anggota mereka dapat hadir pada saat itu, sehingga MAPESA menghubungi KPESN untuk membantu, terlebih anggota pada komunitas KPESN ini semuanya adalah mahasiswa yang mencintai dan memiliki bakat dalam mengembangkan sejarah Aceh.
Tentunya sejarah Aceh sangat dekat hubungannya dengan negara khas Melayu ini, tetapi mereka masih berfikir bahwasanya masih ada sejarah-sejarah yang masih belum terungkap antara Aceh dan Malaysia. Oleh karenanya mereka sangat berkeingin untuk berkunjung ke Aceh dan bersilaturrahmi dengan lembaga-lembaga pecinta sejarah. Namun betapa disayangkan sekarang ini KPESN yang pada awalnya sudah dengan susah payah dikembangkan, tidak ada lagi seperti sebelumnya. Peminat maupun orang yang mencintai akan sejarahnya sendiri sudah tidak ada lagi, sehingga KPESN mulai mengalami kefakuman dalam jangka waktu yang sangat lama bahkan sampai saat sekarang ini. Apakah KPESN sebenarnya masih ada atau tidak? Apakah KPESN ini cuma sekedar semangat taik ayam?
Coba fikirkan bagaimana impian yang pernah terfikirkan disetiap anggota KPESN, yang saat itu sudah membuat program tapi tak bisa dijalankan. Apakah komunitas ini sudah mati dan tidak akan bangkit lagi? Jika memang bisa bangkit untuk menggali lebih dalam tentang sejarah yang ada di Aceh itu kapan? Dan kenapa pemerintah kita hanya memandang tentang kekuasaan dan tidak berfikir dengan sejarah dan budayanya sendiri. Semua pasti tahu bahwasanya negara yang maju itu adalah negara yang menghargai sejarahnya sendiri. Beginilah sekarang kenyataannya, komunitas yang memang memfokuskan tujuannya dalam bidang sejarah dan adat budaya tapi sekarang malah banyak dari anggota yang merasa diri hebat dalam berpolitik sehingga haus akan rasa ingin menjadi yang lebih berwibawa diatas segalanya, merasa diri lebih hebat dari pada yang lainnya, dan menganggap kecil orang-orang yang tidak mau tahu tentang apa yang mereka fikirkan.
Itulah kenyataan yang terjadi pada setiap anggota KPESN saat sekarang ini, tidak lagi peduli akan tujuan yang sebenarnya. Semoga KPESN akan bangkit kembali dengan anggota yang baru, jika pun masih ada peminat. Namun jika tidak ada lagi peminat maka KPESN pun akan ikut lebur bersama orang-orang yang merasa diri diatas segalanya.

-Catatan Seorang Pemimpi-

Related Posts: