Kisah Si Penggembara Kuda Menuju Perang Salib

 Perang salib merupakan perang dua peradaban besar yang sedang menggeliat pada abad
Pertengahan. Keduanya Islam dan Kristen. Mereka berperang untuk saling mencari posisi
Saling mengisi dan memengaruhi.
Ada pedang yang beradu, ada buku yang terbakar, ada darah yang menggenang, ada yang menang dan ada yang kalah. Semuanya telah berpilih menjadi satu membentuk sejarah manusia.


PARA PENUNGGANG KUDA PONI YANG MENGUBAH DUNIA
    Sejarah abad ke X tak beranjak jauh dari Makkah, Palestina, Persia, Konstantinopel dan Baghdad. Berbagai suku bangsa datang dan pergi dari daerah-daerah tersebut. Mereka datang membawa kebudayaan mereka dan pergi membawa kebudayaan baru. Sebagaimana halnya angin membawa terbang putik-putik bunga, mereka para suku bangsa yang lebih memilih hidup nomaden membawa kebudayaan baru tersebut menyebar pada jalan-jalan yang mereka lalui, dan menghirup kebudayaan baru yang belum mereka kenal.
    Di antara suku bangsa yang mengembara itu terdapat orang-orang Turki Seljuk. Pada abad ke X mereka mulai meninggalkan padang penggembalaan yang luas di tepian laut Aral dan Sungai Jaxartes. Mereka mengikuti kerabat mereka, yaitu suku Avar, Kuman, Blugar, Hun dan Magyar, berderap dengan kuda poni menaklukkan Persia. Tubuh-tubuh mereka yang liat tertempa alam penggembalaan memudahkan mereka mengalahkan sebuah imperium yang pernah berjaya pada abad-abad sebelum masehi. Dari Persia mereka terus bergerak kearah Baghdad, dan kemudian merebut kota tersebut pada tahun 1055 M.
    Sebagai suku bangsa nomaden yang tidak betah tinggal lama disatu tempat, orang-orang Turki Seljuk terus bergerak. Keberanian, keuletan dan kelincahan mereka membuat suku-suku yang lain memilih untuk menghindar. Pada tahun 1071 M dalam pertempuran Manzikert mereka mengalahkan kekaisaran Bizantium. Pada pertempuran ini orang-orang Turki Seljuk di pimpin oleh Alp Arselan. Dengan kekuatan 15.000 prajurit mereka bisa mengalahkan pasukan Bizantium yang berkekuatan 200.000 prajurit.
    Rupanya tak ada yang bisa membendung gerak orang-orang Turki Seljuk. Kota-kota seperti Palestina, Siria dan Yerussalem berhasil di perebut pada tahun 1075 M. Dalam waktu tidak begitu lama mereka juga berhasil menduduki Asia kecil, dan ditempat ini kemudian mendirikan kekaisaran Rum. Maka sejak saat ini orang-orang Turki Seljuk berbondong-bondong ke Asia kecil memenuhi kota tersebut. Penduduk lama tempat ini, yaitu orang-orang berbahasa Yunani tergeser, yang berarti menandai berakhirnya kebudayaan Bizantium-Kristen.
    Para penunggang kuda Poni ini terus melakukan gebrakan. Ketika kekuasaan lebih mapan, mereka meninggalkan agama lama yaitu menyembah berhala. Langkah revolusioner yang kemudian mereka ambil adalah menyatakan diri memeluk agama Islam dan Mengumumkan sebagai musuh Kristen, dengan masuknya orang-orang Turki Seljuk ini menjadi Muslim secara langsung setelah membangkitkan kembali kekalifahan Baghdad yang mulai redup.
    Setelah masuk Islam para penunggan Kuda Poni menjadi lebih beradap. Mereka pada awalnya tidak memperhatikan ilmu pengetahuan mulai sedikit demi sedikit mempelajarinya. Cendikiawan dari berbagai daerah, khususnya dari Cordoba diundang untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Mereka juga mendatangkan berbagai macam buku.
    Sedikit demi sedikit perubahan tersebut telah tampak. Hal ini terlihat dari sistem pemerintahan yang mulai rapi dengan menganut sistem pemerintahan ala Islam. Pasukan mereka mulai ditata dengan baik. Penggabungan antara keberanian dan keuletan ini yang menjadikan orang-orang Turki Seljuk semakin di takuti. Sekarang mereka bukan bangsa nomaden lagi melainkan bangsa modern yang menjadi saingan ke kaisaran Bizantium. Ada dua matahari yang tengah bersinar dikawasan Asia dan Eropha.
    Tentu saja ketika dalam satu kawasan terdapat dua matahari maka peperangan yang hebat tidak dapat dihindari. Mereka akan merebut daerah yang lebih luas agar sinar mereka bisa menyinari segala penjuru. Karena, siapa pun yang sinarnya paling luas maka akan mempunyai Pundi-Pundi kekayaan yang lebih besar.





SUMBER

Archer, T.A., and C.L, Kingsford, The Crusades.
Babinger, Franz (1992). Mehmed The Conqueror and His Time. Princeton University Press.

Related Posts:

1 Response to "Kisah Si Penggembara Kuda Menuju Perang Salib"

  1. How to play Blackjack Online in MS in 2021 - JDH Hub
    Blackjack online is another great 제주 출장안마 option to play online for money when playing 대전광역 출장마사지 casino games 경주 출장샵 in MS. 당진 출장샵 This is one of the best ways to 밀양 출장안마 play Blackjack online

    BalasHapus